BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per murid per tahun anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah serta banyaknya murid sekolah. Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara efektif dan efisien dalam pengelolaan pendidikan, hal tersebut lebih terasa lagi dalamnya implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sumber dana ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan.
Jenis-jenis biaya pendidikan ini ditanggung oleh orangtua siswa baik yang langsung dibayarkan kepada sekolah maupun yang dibelanjakan sendiri oleh siswa sangat perlu untuk diketahui oleh pengelola sekolah. Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka menentukan kebijakan yang lebih operasional tentang pembiayaan pendidikan pada tingkat sekolah. Apabila jumlah pengeluaran siswa untuk masing-masing komponen dapat diketahui, maka dalam rangka mengurangi beban keluarga miskin pemerintah dapat menetapkan komponen-komponen tersebut yang dapat subsidi dan untuk berapa banyak subsidi tersebut dapat diberikan. Agar perolehan lebih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah lembaga pendidikan harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya lembaga pendidikan harus memiliki jumlah siswa tertentu sehingga lembaga pendidikan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan.
Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break  Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan lembaga pendidikan. Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila lembaga pendidikan ingin mengeluarkan suatu keahlian baru terhadap siswanya. Analisis BEP memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal, yang harus diproduksi   atau dijual. Tujuannya adalah agar lembaga pendidikan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal.
Dalam penyelenggaraan sumber dana pendidikan terdapat sumber Break Even Point (BEP) yakni menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006:208) dengan arti kata titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap. Dengan kata lain perusahaan tersebut tidak untung dan tidak rugi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep Break Even Point ?
2.      Bagaimana tujuan dan penggunaan Break Event Point ?
3.      Bagaimana cara menentukan rumus Break Event Point ?
4.      Apa unsur-unsur penting Break Even Point dalam Pendidikan?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Break Even Point (BEP)
1.      Pengertian Break Even Point (BEP)
Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik barang maupunjasa, lembaga pendidikan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan berapa besar laba yang ingin diperoleh. Agar perolehan lebih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah lembaga pendidikan harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya lembaga pendidikan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga lembaga pendidikan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan lembaga pendidikan. Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila lembaga pendidikan ingin mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi   produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006:208) dengan arti kata titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap. Dengan kata lain perusahaan tersebut tidak untung dan tidak rugi. Jadi Break Even Point adalah titik impas dengan total biaya yang tetap dimana dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Menurut Abas Kartadinata (2000:264) Break Even point atau Titik Pulang Pokok menunjukkan tingkat penjualan, dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Oleh sebab itu titik pulang pokok jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya-biaya.
Oleh karena itu, Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau lembaga pendidikan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik BEP, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis. Analisis BEP juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah siswa minimal, yang harus dimiliki sekolah. Tujuannya adalah agar lembaga pendidikan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Artinya dengan jumlah siswa yang dimiliki dengan kapasitas produksi yang dimilikinya, lembaga pendidikan akan tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.

2.      Jenis Biaya Break Even Point (BEP)
Biaya dapat dibagi dalam garis besarnya ke dalam beberapa kelompok yakni:
a.       Biaya – biaya tetap atau konstan (fixed costs)
Merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contohnya biaya sewa gedung, listrik.
b.      Biaya – biaya variabel (variable costs)
Merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu.
c.       Semi variabel cost
Merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang – kadang disebut semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya laboratorium salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu.

B.     Tujuan dan Penggunaan Break Even Point (BEP)
Penggunaan analisis titik impas bagi lembaga pendidikan memberikan banyak manfaat. Secara umum analisis titik impas digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi. Dari uraian di atas sebelumnya, jelas bahwa terdapat beberapa keuntungan bagi para manajer dalam mengambil keputusan apabila mengetahui hasil analisis titik impas. Misalnya dengan informasi tersebut, manajer mampu meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan memprediksi keuntungan yang diharapkan.
Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1.      Mendesain spesifikasi produk;
2.      Menentukan harga jual persatuan;
3.      Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian;
4.      Memaksimalkan jumlah produksi;
5.      Merencanakan laba yang diinginkan
Dalam mendesain suatu produk, diperlukan suatu pedoman yang memberi arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan harga. Analisis titik impas memberikan perbandingan antara biaya dengan harga untuk berbagai desain sebelum spesifikasi produk diterapkan. Hal ini disebabkan biaya sangat besar pengaruhnya terhadap harga. Dengan analisis titik impas, kita   dapat menguji terlebih dulu kelayakan suatu produk. Penentuan harga jual per satuan, sangat penting agar harga jual yang dapat diterima pelanggan. Di samping pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan, harga jual juga terkait dengan pihak pesaing. Jika penentuan harga jual yang tidak realistis, lembaga pendidikan tidak   akan mampu menutupi semua atau sebagian biaya yang akan dikeluarkan. Demikian pula jika melebihi harga jual dari pesaing dan tidak diimbangi dengan kualitas dan pelayanan, lembaga pendidikan juga tidak akan mampu memaksimalkan penjualan seperti yang telah ditentukan. Maksud penentuan harga produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian adalah agar lembaga pendidikan mampu menentukan batas produksi dalam kondisi tidak rugi dan tidak laba dari kapasitas produksi yang dimilikinya. Dengan demikian, akan memudahkan lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan apakah harga jual sudah layak jika dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki. Arti memaksimalkan jumlah produksi adalah dengan analisis titik impas, kita akan atau tahu, apakah jumlah produksi sudah maksimal atau belum. Tujuannya adalah agar jangan sampai ada kapasitas produksi yang menganggur. Kemudian lembaga pendidikan juga mampu menjaga agar berproduksi secara efisien. Arti  menentukan   perencanaan   laba   yang   diinginkan adalah manajemen mampu merencanakan laba yang diinginkan dengan kapasitas produksi yang dimiliki tentunya. Besarnya laba dapat kita ukur dari batas minimal produk atau total rupiah yang diproduksi, kemudian mampu merencanakan atau menentukan jumlah keuntungan setiap unit produksi yang dijual. Di samping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan analisis BEP mau tidak mau pasti ada dan tidak dapat dihindari.

C.    Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)
      Menurut Abas Kartadinata (2000:265) ada dua cara menetapkan titik pulang pokok atau Break Even Point yakni:
1.      Secara matematis
Pada titik pulang pokok, jumlah pendapatan = jumlah biaya-biaya.
Bila TR = Total Revenue atau jumlah pendapatan
        TC = Total Cost atau jumlah biaya-biaya
          Q = BEP Quantity atau volume penjualan pada TPP
           P = Price per unit atau harga jual per unit
      TFC = Total Fixed cost atau jumlah biaya – biaya tetap dan,
           C = Variabel Cost/unit atau biaya variabel per unit.

Maka:

TR             = TC
Q x P         = TFC + (VC x Q)
Q x 2.500  = 375.000 + (2.000 x Q)
2.500 Q     = 375.000 + 2.000 Q
   500 Q     = 375.000
          Q     = 750

2.      Secara grafik
Pendekatan grafik adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menggunakan grafik.
Pada pendekatan grafik, titik impas digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total (biaya total = Total biaya variabel + total biaya tetap).






BAB III
PENUTUP

Break Even Point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Tujuannya yaitu mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba. Biaya dapat dibagi dalam garis besarnya ke dalam beberapa kelompok yakni, Biaya-biaya tetap atau konstan (fixed costs), biaya-biaya variabel (variable costs), semi variabel cost. Menurut Abas Kartadinata (2000:265) ada dua cara menetapkan titik pulang pokok atau Break Even Point yakni, Secara matematis, secara grafik.





DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartadinata Abas. 2000. Akuntansi dan Analisis Biaya. Jakarta: PT Rineka Cipta


Post a Comment

Previous Post Next Post