PRODUKSI DAN FUNGSI
BIAYA DALAM PENDIDIKAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Mutu dan Pembiayaan Pendidikan

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Hj. MAKHDALENA, SE., M.Si., Ak., CA








Disusun Oleh:
AHARI ARDIANSYAH
NIM. 1910246874









PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019








BAB I
PENDAHULUAN

            A.    Latar Belakang
Dari sekian sumber daya pendidikan yang dianggap penting adalah uang. Uang dipandang ibarat darah dalam tubuh manusia yang mati hidupnya ditentukan oleh sirkulasi darah dalam tubuh. Pendidikan tidak akan jalan tanpa adanya biaya dan uang. Uang ini termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu uang perlu dikelola dengan efektif dan efesien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi yang akan menghabiskan manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber daya manusia baik dalam pembangunan suatu bangsa maupun dalam tatanan global. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.[1] Sedangkan sumber-sumber modal dan materi merupakan faktor-faktor produksi yang hanya dapat diaktifkan oleh sumber daya manusia.
Penghitungan biaya pendidikan meliputi antara lain total cost yang mencakup fixed cost dan variable cost, unit cost per program studi atau per siswa/mahasiswa, average cost, dan marginal cost. Masing-masing jenis biaya tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

           B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian produksi dan fungsinya dalam pendidikan?
2.      Pengertian biaya dan fungsinya dalam pendidikan?

           C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian produksi dan fungsinya dalam pendidikan.
2.      Mengetahui pengertian biaya dan fungsinya dalam pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

            A.    Produksi
1.      Pengertian Produksi
Secara khusus, produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai berikut: pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang atau jasa.[2]
Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup pengertian yang luas yaitu meliputi semua aktifitas baik penciptaan barang maupun jasa-jasa. Proses penciptaan ini pada umumnya membutuhkan berbagai jenis faktor produksi yang dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Produksi tidak jauh dengan dunia pendidikan yaitu pendidikan dapat dipandang sebagai proses produksi yang berfungsi mengolah masukan (input) dengan menggunakan berbagai sumber daya untuk menghasilkan keluaran, berupa output dan outcomes.
Konsep produksi di bidang pendidikan sebenarnya tidak berbeda dengan konsep produksi di perusahaan manufaktur. Hanya berbeda dari a set of inputs (seperti waktu siswa dan pengajar, buku, jasa dari capital asset seperti bangunan sekolah) ada a set of outputs (seperti kemampuan kognitif, sosialisasi, ilmu baru). Transformasi input menjadi output ini jelas bukan tanpa biaya, baik dari sisi pengeluaran dalam bentuk uang (monetary exspenditures) maupun kesempatan yang dikorbankan agar transformasi ini terjadi padahal dapat dipakai untuk alternatif penggunaan yang lain (opportunity cost : seperti pendapatan yang seharusnya diperoleh bila siswa tidak melanjutkan pendidikan tinggi dan biaya modal dari durable assets).
Menurut Iskandar (2011), lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu dalam hal biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya produksi. Produksi pendidikan diartikan sebagai unit pelayanan khusus (units of specific services). Unit output harus meliputi dimensi waktu, seperti tahun belajar atau jam belajar agar biaya-biaya dalam mempersiapkan output dibandingkan input. Input meliputi barang-barang yang dibeli dan orang-orang yang disewakan untuk menyediakan jasa. Di antara masukan (input) yang penting dalam sistem bidang pendidikan ruang, peralatan, buku, material, dan waktu para guru dan karyawan lain. Output menjadi hasil tambahan yang diakibatkan oleh suatu kenaikan biaya pendidikan yang diterima di sekolah, sepanjang masukan (input) menjadi bagian dari biaya kenaikan. Suatu unsur biaya tambahan, yang ada dalam fungsi produksi yang terdahulu, menjadi biaya kesempatan dari peserta didik (Iskandar, 2011).
Analisis mengenai biaya produksi pendidikan pada dasarnya menggunakan model teori “inputproses-output” di mana sekolah dipandang sebagai suatu sistem industri jasa. Menurut Blaug (1992) dan (Idochi dan Anwar, 2004), kita menghadapi suatu kelemahan yang merembes pada fungsi produksi pendidikan, bahwa hubungan antara input sekolah di satu pihak, dan output sekolah di lain pihak secara konvensional diukur melalui skors-skors achievement.” Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pendidikan sekolah dipengaruhi oleh: 1) kenaikan harga (rising prices); 2) perubahan relatif dalam gaji guru (teacher’s sallaries); 3) perubahan dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak di sekolah negeri; 4) meningkatnya standar pendidikan (educational standards); 5) meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah; dan 6) meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi (higher education).[3]

2.      Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dicapai dengan sekelompok input tertentu dan teknologi yang dianggap tetap. Fungsi produksi juga didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input.
Thomas (dalam Pidarta, 2007) menyatakan Fungsi produksi adalah hubungan antara output dengan input. Jadi, suatu organisasi pendidikan dikatakan produktif kalau paling sedikit memiliki keseimbangan antara output dengan input. Fungsi produksi dalam pendidikan bersumber dari buku Thomas (tt.), yang membagi fungsi produksi menjadi tiga macam, yaitu (1) fungsi produksi administrator, (2) fungsi produksi psikologi, dan (3) fungsi produksi ekonomi.[4] Diantaranya:
a.       Fungsi Produksi Administator
Fungsi produksi administrator adalah pengaturan biaya agar tidak merugikan. Lembaga ini adalah wewenang administrator, baik administrator terdepan, madya, maupun tertinggi.
Fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksud adalah:
1)      Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas. Penilaian untuk dapat diuangkan adalah atas dasar luas dan kualitas bangunan.
2)      Perlengkapan belajar di sekolah seperti media, alat peraga baik didalam kelas maupun di laboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
3)      Buku-buku pelajaran dan bentuk material lainnya seperti film, disket dan sebagainya, juga dapat diuangkan.
4)      Barang-barang habis dipakai seperti zat-zat kimia di laboratorium, kapur, kertas, alat tulis, dan sebagainya dihitung dalam wujud uang.
5)      Waktu guru bekerja dan perangkat pegawai administrasi dalam memproses peserta didik, yang juga dinilai dengan uang.
Kelima jenis input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan. Sementara itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya peserta didik dalam belajar.

b.      Fungsi Produksi Dalam Psikologi
adalah sama dengan input fungsi produksi administrator akan tetapi outputnya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah hasil belajar siswa yang mencakup:
1)      Peningkatan kepribadian,
2)      Pengarahan dan pembentukan sikap,
3)      Penguatan kemauan,
4)      Penambahan pengetahuan,
5)      Ilmu dan teknologi,
6)      Penajaman pikiran,
7)      Peningkatan estetika (keindahan), dan
8)      Peningkatan keterampilan.
Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya. Indikator harga hanya dapat dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat serta kecocokannya dengan norma dan kondisi masyarakat.

c.       Fungsi Produksi Ekonomi
Fungsi Produksi Ekonomi sebagai inputnya adalah semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi admnistrator, semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku, membeli buku dan sebagainya selama masa belajar dan uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum pernah bekerja yang menjadi outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat dan bekerja.

Dalam menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang yaitu:
a.       Jika peserta didik tamat, belum tentu ia segera bekerja,
b.      Selama menunggu untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja seadanya dengan penghasilan yang tidak tetap.
c.       Kalaupun lulusan membuat usaha sendiri dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulan tidak mungkin tertatur.
d.      Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan penghasilan tetap tiap bulan sangat mungkin dia mencari tambahan penghasilan diluar untuk meningkatkan nafkahnya.
e.       Bila bekerja disektor swasta, penghasilannya sulit dihitung sebab upah atau gaji perusahaan bervariasi.

Menurut Mutrofin (1996) menyatakan bahwa negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi sangatlah jelas, dimana sistem pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibelitas dan mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya Link and Match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta jenisnya.[5]
     
           B.     Fungsi Biaya dalam Pendidikan
Pembiayaan pendidikan merupakan suatu konsep yang seharusnya ada dan tidak dapat dipahami tanpa mengkaji konsep-konsep yang mendasarinya. Pembiayaan pendidikan tidak lepas dari persoalan ekonomi pendidikan.
Johns dan Morphet mengemukakan bahwa "pendidikan itu mempunyai peranan vital terhadap ekonomi dan negara modern". Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya, yang memiliki rentang yang bersifat mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaanya, akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan yang terjadi pada semua tataran, khususnya sekolah, dan permasalahan-pennasalahan yang mash terkait dengan pembiayaan pendidikan, sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifk mengenal pembiayaan pendidikan ini.[6]
Fungsi biaya merupakan hubungan antar biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan besarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Selain pengertian biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal (marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun biaya marginal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk. Didalam hubungan antar biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan terdapat perhitungan biaya pendidikan diantaranya, yaitu:
a.       Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun lembaga pendidikan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja.
b.      Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output yang akan dihasilkan. Komponen ini merupakan biaya per unit sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat berarti variabel cost/murid pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku dan biaya listrik.
c.       Biaya Total (Total Cost)
Biaya Total adalah biaya tetap ditambah biaya variabel tergantung jumlah murid atau juga bisa dikatakan keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka pendek.
d.      Biaya Rata (Average Cost)
Biaya Rata adalah biaya per unit dari barang yang diproduksi. Analisis harga dalam pendidikan bisa dilakukan dengan penghitungan total harga dalam pendidikan atau harga satuan (unit cost). Ada dua perbedaan cara menghitung unit cost, yakni harga  rata-rata (average cost) dengan cara menghitung harga dengan jumlah total siswa (peserta didik) atau dengan jenjang pendidikan, sehingga penghitungan ini akan menjelaskan rata-rata satuan harga per siswa. Yang kedua, jika harga dihitung per lulusan, maka akan nampak rata-rata satuan harga per lulusan. Pertimbangan lain dalam menghitung average cost misalnya dengan banyaknya jam atau waktu setiap siswa dalam mengikuti pendidikan.[7]
e.       Biaya Marginal (Marginal Cost)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang terjadi karena ada penambahan unit costs/murid yand mendaftar





BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dapat dipandang sebagai proses produksi yang berfungsi mengolah masukan (input) dengan menggunakan berbagai sumberdaya untuk menghasilkan keluaran, berupa output dan outcomes. Keluaran pendidikan tersebut dapat bernilai ekonomis dan non-ekonomis. Untuk itu nilai ekonomis pendidikan perlu dipahami oleh para pemangku kepentingan agar sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Demikianlah maka perspektif ekonomi pendidikan pada prinsipnya dapat membantu individu, masyarakat dan negara di dalam memilih dan menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan pasar tenaga kerja.
Fungsi biaya merupakan hubungan antar biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan besarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Selain pengertian biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal (marginal cost).

      B.     Saran
Pendidikan sebagai suatu sistem yang terbuka hendaknya harus melalui pernecanaan-perencanaan yang tepat dalam menghadapai tuntutan zaman. Selain itu sistem pendidikan juga harus lebih dinamis dan responsif. Pembiayaan terhadap pendidikan harus dibayar lebih mahal karena pendidikan adalah investasi dikarenakan perolehan keterampilan dan kemampuan akan menghasilkan tingkat balik yang sangat tinggi terhadap penghasilan seseorang.









DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. 2008. Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro. Yogyakarta: Graha Ilmu
Malayu Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Morphet Edgar C. 1983. The Economic & Financing of Educatiort, (New Jersey: Prentice Hall. Inc. Engetwood Cliffs
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ferdy. 2005. Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis Financing of Education: A Theoritical Study. Diunduh pada tanggal 10 September 2019 https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/310/212
Kisbiyanto. 2014. Pengefektifan Manajemen Pembiayaan Pendidikan. STAIN Kudus. Diunduh pada tanggal 10 September 2019 dari http://docplayer.info/42412813-Pengefektifan-manajemen-pembiayaan-pendidikan.html





[1] Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 5
[2] Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),  h. 56
[3] Ferdy, Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis Financing of Education: A Theoritical Study, (Puslitjak, Balitbang, Kemendikbud, 2005) Diunduh pada tanggal 10 September 2019 dari https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/310/212
[4] Pidarta, Made, Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 254
[5] Pidarta, Made, Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia). (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 254
[6] Morphet Edgar C., The Economic & Financing of Educatiort, (New Jersey: Prentice Hall. Inc. Engetwood Cliffs, 1983), h. 85
[7] Kisbiyanto, Pengefektifan Manajemen Pembiayaan Pendidikan (STAIN Kudus: 2014), h. 154 Diunduh pada tanggal 10 September 2019 dari http://docplayer.info/42412813-Pengefektifan-manajemen-pembiayaan-pendidikan.html

Post a Comment

Previous Post Next Post