Sumber : https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-pendidikan/ |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: siswa sebagai raw input, instrumental input, seperti: kurikulum, sapras, dan guru, serta enviromtelinput, seperti: lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan kebijakan orang atau lembaga terkait (Tirtarahardjo, 1994). Tingkat ketersediaan berbagai faktor ini di setiap sekolah berbeda-beda kelengkapan dan mutunya. Oleh sebab itu dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu sekolah dibanding sekolah lain, tidak boleh hanya diukur dari capaian nilai anak, namun perlu diperhitungkan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproses anak didik tersebut menggunakan akuntansi dengan pendekatan akrual (accrual basis). Disisi lain, sampai saat ini sekolah belum melakukan sistem pencatatan secara akuntansi. Sistem pencatatan yang dilakukan sekolah sebagai tugas dan pertanggungjawabanya adalah (a) inventarisasi assets sekolah dari sisi jumlah dan keadaan (baik/buruk), (b) pembiayaan pendidikan dari sisi APBS (Anggaran Pendapatan dan belanja Sekolah). Kedua aspek ini tidak bisa menunjukan besarnya biaya pendidikan per-siswa (unit cost) secara baik, sehingga besarnya unit cost dari setiap sekolah sulit digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan mutu pendidikan sekolah itu.
Merujuk permasalahan di atas, perlu kiranya setiap sekolah di Indonesia melakukan sistem pencatatan secara akuntansi sehingga mutu pendidikan disetiap sekolah dapat diukur lebih baik dan pada gilirannya blockgrant pemerintah sebagai penanggungjawab mutu pendidikan di Indonesa dapat disalurkan kepada sekolah dengan lebih tepat.
Penggunaan akuntansi di sektor pendidikan atau sekolah memiliki peran penting dalam pembangunan. Penggunaan akuntansi yang tepat dan akurat akan memberikan informasi keuangan yang benar sehingga dapat menunjang proses pengambilan keputusan berkaitan dengan pembiayaan sekolah, serta menghasilkan efisiensi dalam sisi pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep akuntansi dalam pendidikan?
2. Apa peran dan fungsi akuntansi dalam pendidikan?
3. Bagaimana siklus akuntansi dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Akuntansi Pendidikan
Pengelolaan akuntansi di sektor pendidikan atau sekolah memiliki peran penting dalam pembangunan Negara jangka panjang. Pengelolaan akuntansi yang tepat dan akurat akan memberikan informasi keuangan yang benar sehingga dapat menunjang proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembiayaan sekolah. Selain itu, pengelolaan sektor pendidikan dengan akuntansi akan menghasilkan efisiensi dalam sisi pembiayaan.
Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi Amerika Serikat mulai masuk ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan.
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang pemakai jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sudut pandang:
1. Sudut pandang pemakai; akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat rencana yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditor, badan pemerintah dan sebagainya.
2. Sudut pandang proses kegiatan; akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut berbagai kegiatan.
Dalam organisasi pendidikan, akuntansi digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan yang terkait dengan dana pendidikan. Pengertian akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya.
Ditinjau dari sudut pandang pemakainya, akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi (organisasi institusi pendidikan).
Informasi akuntansi di dunia pendidikan sangat penting karena dapat digunakan sebagai pengambil keputusan internal dan eksternal organisasi pendidikan (Bastian, 2007). Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat di definisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Secara umum untuk menjamin akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dari lembaga atau organisasi pendidikan sebagaimana yang diatur dalam undang-undang pendidikan nasional maka diperlukan adanya akuntansi pendidikan. Karena dari sisi keuangan akuntansi pendidikan mampu memberikan gambaran secara menyeluruh tentang segala kegiatan dan aktivitas serta operasional dari lembaga atau organisasi pendidikan. Apabila secara keuangan laporan keuangannya kurang sehat, jelas akan mempengaruhi seluruh kegiatan operasional organisasi/lembaga pendidikan tersebut (Bastian, 2007).
B. Peran dan Fungsi Akuntansi dalam Pendidikan
Menurut Entri (2015) peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah menyediakan informasi kuantitatif kondisi sekolah terutama yang bersifat keuangan, guna pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan.
Semua informasi tersebut disajikan oleh laporan keuangan dari akuntansi pendidikan. Beberapa orang atau lembaga yang memerlukan informasi laporan keuangan sekolah adalah (a) kepala sekolah, guru dan karyawan, kreditor/pemberi pinjaman, orang tua siswa, supplier atau pemasok, pemerintah, dan masyarakat seperti berikut:
1. Kepala Sekolah
Informasi akuntansi, bagi Kepala Sekolah digunakan untuk mengetahui asset, utang, dan equitas sekolah, serta surplus/defisit anggaran sekolah, sebagai dasar mengambil keputusan dalam melakukan tindakan koreksi yang diperlukan serta menyusun Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) periode berikutnya.
2. Guru dan Karyawan
Guru dan Karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi pendidikan (sekolah). Ini berarti kelompok tersebut juga tertarik dengan informasi penilaian kemampuan sekolah dalam memberikan bals jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja.
3. Kreditor / Pemberi Pinjaman
Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo. (Hal ini berlaku apabila ada kasus sekolah yang memerlukan kreditor)
4. Orang Tua Siswa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup institusi pendidikan, terutama perjanjian jangka panjang dan tingkat ketergantungan sekolah.
5. Supplier/ Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi tentang kemungkinan jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasanya berkepentingan terhadap alokasi sumber daya dan karena itu, berkepentingan dengan aktivitas sekolah. Informasi dasar ini dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah, menetapkan kebijakan anggaran, dan mendasari penyusunan anggaran untuk tahun-tahun berikutnya.
7. Masyarakat
Institusi Pendidikan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Laporan Keuangan Institusi Pendidikan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir pengelolaan Keuangan Institusi Pendidikan serta rangkaian aktivitasnya. (Tris, 2012)
C. Siklus Akuntansi Pendidikan
Siklus akuntansi adalah proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan, yaitu penjurnalan transaksi dan pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan di akhir periode termasuk juga mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan, dan pemindahbukuan selama periode berjalan membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan pekerjaan di akhir periode.
Alur proses akuntansi pendidikan dimulai dengan pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta persiapan untuk pencatatan transaksi berikutnya.
Siklus akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Pencatatan; pada tahap ini kegiatannya meliputi: pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi, pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal, serta memindahbukukan (posting) dari jurnal ke dalam akun buku besar.
2. Tahap Pengikhtisaran; pada tahap ini kegiatannya meliputi: penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries), penyusunan kertas kerja (work sheet), serta pembuatan ayat Jurnal penutup (closing entries).
3. Tahap Pelaporan; pada tahap ini kegiatannya meliputi: menyusun Laporan Surplus/Defisit, Laporan Neraca, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pemahaman penulis, Akuntansi Pendidikan adalah sesuatu yang dilakukan Pengelola pendidikan baik itu di tingkat daerah maupun pusat dalam proses penetapan kebijakan pendidikan sehingga terciptanya pembiayaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel, tepat guna, tranparan. Dari langkah – langkah yang diambil tersebut dapat menghasilkan sumber daya yang siap pakai, professional, kompetitif demi kemajuan pendidikan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Setelah memperhatikan parameter yang ditentukan maka akuntansi pendidikan dapat memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan dan dengan menggunakan akuntansi pendidikan, pendapatan sekolah dan biaya pendidikan per-siswa dapat dihitung dengan lebih realistis sebanding dengan asas kemanfaatanya sehingga biaya pendidikan per-siswa (unit cost) dari setiap periode akuntansi akan menerima pendapatan, dan memikul biaya sebanding dengan pengorbananya.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, I. (2007). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Entri. 2015. Akuntansi Pendidikan. Senin, 17 September 2012. Diakses dari http://dc-maria. blogspot.co.id/ pada tanggal 20 Oktober 2019
Tris, Dodi. 2012. Referensi Akuntansi: Akuntansi dalam Dunia Pendidikan.
Post a Comment